Pada beberapa individu tipe
prokrastinasi ini dapat bercampur, sedangkan beberapa individu lainnya dapat
diklasifikasikan dengan mudah pada satu tipe yang lebih terlihat dari tipe
lainnya.
Menurut Sapadin dan Maguire
(1996), ada 6 tipe prokrastinator:
1. The perfectionist
seseorang
yang enggan memulai atau menyelesaikan tugasnya, karena jika hasilnya kurang
dari sempurna, maka hal tersebut dilihat sebagai kegagalan oleh dirinya atau
orang lain
2. The dreamer
ingin hidup berjalan dengan lancar dan menghindari
tugas yang sulit. Pemikiran grandiose tidak
dapat diterjemahkan dalam tujuan yang jelas dan dapat diraih
3. The
worrier
- memiliki ketakutan bahwa hal-hal tidak akan berjalan sesuai dengan tujuannya
- seringkali perilakunya dipengaruhi oleh rasa cemas dan muncul pikiran-pikiran seperti “bagaimana jika..”
- seringkali menghindari resiko dan perubahan
- memiliki sedikit kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam mengambil keputusan atau mentoleransi ketidaknyamanan
4. The
defier
- Seseorang yang resisten, senang berargumen dengan instruksi dan saran orang lain
- Kurang suka jika orang lain memberikan arahan mengenai apa yang harus dilakukan atau saat orang lain berusaha untuk mengontrol dirinya
- Resistensi merupakan bentuk tidak langsung dari passive-aggressive yang mengatakan ‘iya’ pada permintaan orang lain, namun sebenarnya ia mengatakan ‘tidak’ dikarenakan ia tidak siap untuk mengambil tanggung jawab untuk mengerjakan hal tersebut saat itu
5. The
crisis-maker
- Seseorang yang suka menunjukkan keberanian dengan menyatakan bahwa ia tidak dapat termotivasi hingga saat-saat terakhir atau saat ini merupakan saat dimana ia dapat mengeluarkan sisi terbaiknya
- Cenderung mudah bosan dengan aktivitas yang menurutnya kurang menantang
6. The overdoer
- Merupakan individu yang memiliki banyak pekerjaan tanpa membangun prioritasnya
- Mereka tidak dapat mengatur waktu dengan efisien yang kemudian mengarah pada pekerjaan yang tidak terselesaikan, tidak memuaskan, atau terlambat menyelesaikan
“Telling
someone who procrastinates to buy a weekly planner is like
telling
someone with chronic depression to just cheer up,” – Dr. Ferrari
Apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi prokrastinasi?
- Bagi si perfeksionis, dalam hidup banyak terjadi ketidaksempurnaan. Lakukan saja apa yang harus dilakukan, terkadang usaha terbaik tidak memunculkan hasil sempurna
- Bagi yang takut gagal. Be wise, be brave about the failure. Kegagalan merupakan bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari. Yang dapat Anda lakukan adalah dengan melakukan usaha terbaik dan jika gagal, belajarlah dari kegagalan.
- Bagi yang meragukan diri sendiri. Yakinlah akan kemampuan Anda, cari alternatif penyelesaian pekerjaan yang terbaik menurut Anda.
- Bagi yang tidak termotivasi. Janganlah berpikir beratnya usaha yang Anda lakukan, tetapi pikirkanlah tujuan akhir dan keuntungan yang Anda dapatkan jika sudah berhasil menyelesaikannya.
- Bagi yang kebingungan menyusun prioritas. Biasakanlah membuat daftar prioritas (contoh dari tugas yang paling mudah sampai yang paling sulit, dari tugas yang harus dikumpulkan cepat sampai tugas dengan tenggat waktu terlama, dan sebagainya)
- Tentukan tujuan dengan menggunakan teknik SMART
- Menjalani sesi terapi anti-prokrasinasi, seperti R-EBT untuk mengatasi prokrastinasi
- Mengidentifikasi factor A-B-C (Affect – Behavior – Cognitive) yang Anda alami
- Hubungi psikolog jika prokrastinasi sudah mengganggu aspek kehidupan dan Anda dengan sadar ingin menjadi orang yang lebih baik
Ditulis oleh: Kirana Sangitan, M.Psi.,
Psikolog
Referensi:
Balkis, Murat dan Duru,
Erdinc. (2009). Prevalence of Academic Procrastination Behavior Among
Pre-Service Teachers, and its Relationship with Demographics and Individual
Preferences. Journal of Theory and Practices in Education,
5 (1), 18-32
Berglas, Steven. (2004).
Chronic time abuse. Harvard Business Review, 1-8.
Gafni, Ruti., & Geri,
Nitza. (2010). Time management: Procrastination tendency in individual and
collaborative tasks. Interdisciplinary Journal of
Information, Knowledge, and Management, 5, 115-125.
Neenan, Michael. (2008).
Tackling Procrastination: An REBT Perspective for Coaches. Emotion Cognitive Behavior Therapy, 26, 53-62.
Steel, Piers. (2007). The
nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of
quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin,
133 (1), 65-94.
8 komentar:
The crisis-maker adalah yang paling condong terhadap diri saya, kenapa? Karena saya cenderung bosan dengan kegiatan yang menurut saya biasa biasa saja. Saya lebih suka kegiatan yang menantang yang memang sesuai bakat dan selera saya. Jika ada kegiatan yang saya tidak suka saya akan lelet terhadap kegiatan tersebut atau tidak terlalu perpect tapi jika saya menyukainya saya akan membuat hal atau sesuatu atau kegiatan tersebut menjadi perpect.
The worrier
Karena sering kalimenghindari resiko dan perebuhan
The perfectionist.
Saya termasuk itu karena saya tu kadang kalo ngerjain tugas harus rapi tulisannya, kalo gak, engga ada yg salah penulisan klo ada yg salah. Saya akan mulai dr awal lagi
Saya the worrier karna saya suka takut apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan yang saya inginkan,saya juga the overdoer karna terlalu banyak pekerjaan membuat saya sering lupa untuk menentukan prioritas saya,jadi nya malah keteteran
Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.
Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.
Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.
Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.
Post a Comment
Terimakasih sudah membaca.. Bagaimana menurutmu? Tinggalkan komentar di bawah ini yaa.. ^_^