What Type of Procrastinator Are You?

Thursday, May 15, 2014
Pada beberapa individu tipe prokrastinasi ini dapat bercampur, sedangkan beberapa individu lainnya dapat diklasifikasikan dengan mudah pada satu tipe yang lebih terlihat dari tipe lainnya.
Menurut Sapadin dan Maguire (1996), ada 6 tipe prokrastinator:

1. The perfectionist
seseorang yang enggan memulai atau menyelesaikan tugasnya, karena jika hasilnya kurang dari sempurna, maka hal tersebut dilihat sebagai kegagalan oleh dirinya atau orang lain

2. The dreamer
ingin hidup berjalan dengan lancar dan menghindari tugas yang sulit. Pemikiran grandiose tidak dapat diterjemahkan dalam tujuan yang jelas dan dapat diraih

3. The worrier
  •  memiliki ketakutan bahwa hal-hal tidak akan berjalan sesuai dengan tujuannya
  • seringkali perilakunya dipengaruhi oleh rasa cemas dan muncul pikiran-pikiran seperti “bagaimana jika..”
  •  seringkali menghindari resiko dan perubahan
  • memiliki sedikit kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam mengambil keputusan atau mentoleransi ketidaknyamanan
4. The defier
  • Seseorang yang resisten, senang berargumen dengan instruksi dan saran orang lain
  •  Kurang suka jika orang lain memberikan arahan mengenai apa yang harus dilakukan atau saat orang lain berusaha untuk mengontrol dirinya
  • Resistensi merupakan bentuk tidak langsung dari passive-aggressive yang mengatakan ‘iya’ pada permintaan orang lain, namun sebenarnya ia mengatakan ‘tidak’ dikarenakan ia tidak siap untuk mengambil tanggung jawab untuk mengerjakan hal tersebut saat itu

5. The crisis-maker
  • Seseorang yang suka menunjukkan keberanian dengan menyatakan bahwa ia tidak dapat termotivasi hingga saat-saat terakhir atau saat ini merupakan saat dimana ia dapat mengeluarkan sisi terbaiknya
  •  Cenderung mudah bosan dengan aktivitas yang menurutnya kurang menantang


6. The overdoer 
  • Merupakan individu yang memiliki banyak pekerjaan tanpa membangun prioritasnya
  • Mereka tidak dapat mengatur waktu dengan efisien yang kemudian mengarah pada pekerjaan yang tidak terselesaikan, tidak memuaskan, atau terlambat menyelesaikan


“Telling someone who procrastinates to buy a weekly planner is like
telling someone with chronic depression to just cheer up,” – Dr. Ferrari

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi prokrastinasi?
  •  Bagi si perfeksionis, dalam hidup banyak terjadi ketidaksempurnaan. Lakukan saja apa yang harus dilakukan, terkadang usaha terbaik tidak memunculkan hasil sempurna
  •  Bagi yang takut gagal. Be wise, be brave about the failure. Kegagalan merupakan bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari. Yang dapat Anda lakukan adalah dengan melakukan usaha terbaik dan jika gagal, belajarlah dari kegagalan.
  • Bagi yang meragukan diri sendiri. Yakinlah akan kemampuan Anda, cari alternatif penyelesaian pekerjaan yang terbaik menurut Anda.
  •  Bagi yang tidak termotivasi. Janganlah berpikir beratnya usaha yang Anda lakukan, tetapi pikirkanlah tujuan akhir dan keuntungan yang Anda dapatkan jika sudah berhasil menyelesaikannya.
  • Bagi yang kebingungan menyusun prioritas. Biasakanlah membuat daftar prioritas (contoh dari tugas yang paling mudah sampai yang paling sulit, dari tugas yang harus dikumpulkan cepat sampai tugas dengan tenggat waktu terlama, dan sebagainya)
  • Tentukan tujuan dengan menggunakan teknik SMART
  •  Menjalani sesi terapi anti-prokrasinasi, seperti R-EBT untuk mengatasi prokrastinasi
  • Mengidentifikasi factor A-B-C (Affect – Behavior – Cognitive) yang Anda alami
  • Hubungi psikolog jika prokrastinasi sudah mengganggu aspek kehidupan dan Anda dengan sadar ingin menjadi orang yang lebih baik


Ditulis oleh: Kirana Sangitan, M.Psi., Psikolog
Referensi:
Balkis, Murat dan Duru, Erdinc. (2009). Prevalence of Academic Procrastination Behavior Among Pre-Service Teachers, and its Relationship with Demographics and Individual Preferences. Journal of Theory and Practices in Education, 5 (1), 18-32
Berglas, Steven. (2004). Chronic time abuse. Harvard Business Review, 1-8.
Gafni, Ruti., & Geri, Nitza. (2010). Time management: Procrastination tendency in individual and collaborative tasks. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management, 5, 115-125.
Neenan, Michael. (2008). Tackling Procrastination: An REBT Perspective for Coaches. Emotion Cognitive Behavior Therapy, 26, 53-62.
Steel, Piers. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133 (1), 65-94.

8 komentar:

Unknown said...

The crisis-maker adalah yang paling condong terhadap diri saya, kenapa? Karena saya cenderung bosan dengan kegiatan yang menurut saya biasa biasa saja. Saya lebih suka kegiatan yang menantang yang memang sesuai bakat dan selera saya. Jika ada kegiatan yang saya tidak suka saya akan lelet terhadap kegiatan tersebut atau tidak terlalu perpect tapi jika saya menyukainya saya akan membuat hal atau sesuatu atau kegiatan tersebut menjadi perpect.

Unknown said...

The worrier
Karena sering kalimenghindari resiko dan perebuhan

Unknown said...

The perfectionist.
Saya termasuk itu karena saya tu kadang kalo ngerjain tugas harus rapi tulisannya, kalo gak, engga ada yg salah penulisan klo ada yg salah. Saya akan mulai dr awal lagi

TrovertWomen.com said...

Saya the worrier karna saya suka takut apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan yang saya inginkan,saya juga the overdoer karna terlalu banyak pekerjaan membuat saya sering lupa untuk menentukan prioritas saya,jadi nya malah keteteran

Unknown said...

Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.

Unknown said...

Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.

Unknown said...

Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.

Unknown said...

Saya termasuk tipe orang yang perfectionist, karena jika saya mengerjakan sesuatu itu hrs tersusun dgn rapi dan sesuai.. Jika tidak, saya akan menyalahkan diri saya sendiri ataupun org lain yg berkaitan.

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca.. Bagaimana menurutmu? Tinggalkan komentar di bawah ini yaa.. ^_^