Jika Alasan Kamu Prokastinasi Karena Malas

Thursday, May 15, 2014
Saya adalah orang yang malas. Tetapi belakangan saya belajar bahwa prokrastinasi adalah penghambat terbesar saya untuk bermalas-malasan. Kok bisa? Misal pada waktu kuliah dosen memberi tugas pada waktu   dan deadline pada  , pada umumnya mahasiswa akan mengerjakan tugasnya dengan pola seperti ini:

Dengan   adalah rentang waktu kita mengerjakan tugas.
Sebelum kita lanjut, saya membagi bermalas-malasan menjadi 2 jenis:
  • Bermalas-malasan dengan beban, artinya kita masih punya tanggungan untuk mengerjakan sesuatu. Ini adalah jenis bermalas-malasan yang saya tidak suka.
  • Bermalas-malasan tanpa beban, dengan demikian kita bisa memanfaatkan waktu untuk benar-benar bermalas-malasan, main game, tidur, nonton TV, dan lain-lain.
Jika mengikuti pola di gambar di atas, ketika saat “deadline masih lama” saya akan bermalas-malasan dengan beban. Saya masih memikirkan tugas jika sedang bermain game, tidur, nonton TV. Saya tidak bisa menikmati waktu saya.
Agar pola di atas menjadi bermalas-malasan tanpa beban, saya mengubah pola mengerjakan tugas menjadi seperti ini:

Langsung kerjakan tugas setelah diberi. Dengan demikian, setelah   saya akan bebas bermalas-malasan. Tidur siang, main game, dan nonton TV tanpa beban.
Coba pikirkan baik-baik:
  • Waktu yang kita butuhkan untuk mengerjakan tugas adalah sama, ditunda-tunda maupun tidak.
  • Jika ada tugas lain yang diberikan di antara   dan  , maka saya tidak perlu lagi memedulikan tugas pertama.
  • Setelah selesai mengerjakan tugas, saya bisa bermalas-malasan tanpa beban pikiran untuk mengerjakan sesuatu!
Manfaat dari mengerjakan sesuatu dengan pola kedua jauh lebih besar!
Jika alasan prokrastinasi Anda adalah perfeksionisme
Perfeksionis adalah excuse lain yang sering saya dengar untuk melakukan prokrastinasi. Mereka yang “perfeksionis” cenderung memikirkan bagaimana agar tugas menjadi “sempurna” dalam jangka waktu yang lama.
Kira-kira flowchart mereka adalah seperti ini:

Ingatlah bahwa tahap “thinking to be perfect” adalah tahap yang memakan waktu paling lama. Dan itu tidak ada bedanya dengan prokrastinasi karena pada dasarnya kita tidak melakukan apa-apa pada saat itu.
Saya bukan orang yang perfeksionis, tetapi jika Anda memang perfeksionis, saya mengusulkan untuk melakukan pendekatan lain, pendekatan iteratif. Kira-kira flowchartnya seperti ini:


Dengan pola seperti di atas, Anda akan mendapat hasil yang menurut Anda “sempurna” tanpa banyak membuang-buang waktu untuk memikirkannya.
Kalau pun Anda masih merasa tugas Anda belum sempurna, tetapi waktu pengumpulan sudah dekat, Anda tetap bisa mengumpulkan sesuatu meskipun hasilnya belum sempurna. Meskipun demikian, itu jauh lebih baik daripada mengumpulkan terlambat karena memikirkan bagaimana “sempurna” itu menurut Anda.

Sumber : http://ardiantosatriawan.wordpress.com/2013/09/17/stop-prokrastinasi/

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih sudah membaca.. Bagaimana menurutmu? Tinggalkan komentar di bawah ini yaa.. ^_^