Kenali Prokastinasi Lebih Dalam Lagi Yuk!

Thursday, May 15, 2014

“When we try to buy time by procrastinating, we condemn ourselves to running out of time."

Prokrastinasi Adalah...
  • Kecenderungan seseorang untuk menunda aktivitasnya hingga saat-saat terakhir menjelang tenggat waktu atau tidak melakukannya sama sekali (Gafni & Geri, 2010)
  • Penundaan sebuah aksi atau tugas untuk dilakukan di waktu lain atau hingga waktu yang tidak ditentukan

Prokrastinasi berkaitan dengan berbagai macam faktor perilaku personal (Ackerman & Gross; Phillips, Jory, & Mogford; dalam Gafni & Geri, 2010), seperti:
  • tidak ada motivasi
  • kurangnya kemampuan mengatur diri / self regulation
  • perfeksionisme
  • tidak teratur
  • manajemen waktu yang buruk
  • takut gagal
  • meragukan kemampuan diri

Balkis dan Duru (2009) menyatakan bahwa prokrastinasi memiliki pengaruh buruk bagi seseorang, seperti kacau dalam mengatur hidup dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Jika prokrastinasi sudah mengganggu seluruh aspek kehidupan seseorang, maka sudah terjadi prokrastinasi kronis. Situasi ini dapat menyebabkan:
  • depresi
  • rasa bersalah
  • nilai-nilai yang menurun
  • kecemasan
  • neurotic
  • pikiran yang irasional / tidak masuk akal
  • bersikap curang
  • self-esteem yang rendah

Ada 5 macam prokrastinasi (Balkis dan Duru, 2009), yaitu:
1. General procrastination
Sikap menghindari pekerjaan dan tugas sehari-hari. Biasanya mereka kesulitan melakukan tugas sehari-hari karena tidak mampu mengatur waktu dan melakukan manajemen dengan efektif

2. Academic procrastination
  • menunda mengerjakan PR
  • menunda belajar untuk ujian
  • membuat makalah di waktu yang sudah dekat dengan tenggatnya

3. Decision-making procrastination
Individu sulit mengambil keputusan sehingga selalu menunda karena tidak mampu memilih prioritas pekerjaannya

4. Neurotic procrastination
Seseorang cenderung memilih untuk menunda mengerjakan sesuatu karena berpikir mengenai apa yang terbaik untuk dirinya sendiri

5. Non-obsessional or non-functional procrastination
Menunda untuk memunculkan sebuah perilaku

Selain itu, perilaku prokrastinasi dibedakan menjadi 2 (Chu & Choi, dalam Gafni & Geri, 2010), yaitu:
Prokrastinator aktif:
memilih untuk bekerja di bawah tekanan dan sengaja untuk menunda tugas-tugasnya, namun mereka tetap menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Prokrastinator pasif:
orang-orang yang terhambat oleh sikap indecisive dan gagal untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Referensi:
Balkis, Murat dan Duru, Erdinc. (2009). Prevalence of Academic Procrastination Behavior Among Pre-Service Teachers, and its Relationship with Demographics and Individual Preferences. Journal of Theory and Practices in Education, 5 (1), 18-32
Berglas, Steven. (2004). Chronic time abuse. Harvard Business Review, 1-8.
Gafni, Ruti., & Geri, Nitza. (2010). Time management: Procrastination tendency in individual and collaborative tasks. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management, 5, 115-125.
Neenan, Michael. (2008). Tackling Procrastination: An REBT Perspective for Coaches.Emotion Cognitive Behavior Therapy, 26, 53-62.
Steel, Piers. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133 (1), 65-94.

Jika Alasan Kamu Prokastinasi Karena Malas

Saya adalah orang yang malas. Tetapi belakangan saya belajar bahwa prokrastinasi adalah penghambat terbesar saya untuk bermalas-malasan. Kok bisa? Misal pada waktu kuliah dosen memberi tugas pada waktu   dan deadline pada  , pada umumnya mahasiswa akan mengerjakan tugasnya dengan pola seperti ini:

Dengan   adalah rentang waktu kita mengerjakan tugas.
Sebelum kita lanjut, saya membagi bermalas-malasan menjadi 2 jenis:
  • Bermalas-malasan dengan beban, artinya kita masih punya tanggungan untuk mengerjakan sesuatu. Ini adalah jenis bermalas-malasan yang saya tidak suka.
  • Bermalas-malasan tanpa beban, dengan demikian kita bisa memanfaatkan waktu untuk benar-benar bermalas-malasan, main game, tidur, nonton TV, dan lain-lain.
Jika mengikuti pola di gambar di atas, ketika saat “deadline masih lama” saya akan bermalas-malasan dengan beban. Saya masih memikirkan tugas jika sedang bermain game, tidur, nonton TV. Saya tidak bisa menikmati waktu saya.
Agar pola di atas menjadi bermalas-malasan tanpa beban, saya mengubah pola mengerjakan tugas menjadi seperti ini:

Langsung kerjakan tugas setelah diberi. Dengan demikian, setelah   saya akan bebas bermalas-malasan. Tidur siang, main game, dan nonton TV tanpa beban.
Coba pikirkan baik-baik:
  • Waktu yang kita butuhkan untuk mengerjakan tugas adalah sama, ditunda-tunda maupun tidak.
  • Jika ada tugas lain yang diberikan di antara   dan  , maka saya tidak perlu lagi memedulikan tugas pertama.
  • Setelah selesai mengerjakan tugas, saya bisa bermalas-malasan tanpa beban pikiran untuk mengerjakan sesuatu!
Manfaat dari mengerjakan sesuatu dengan pola kedua jauh lebih besar!
Jika alasan prokrastinasi Anda adalah perfeksionisme
Perfeksionis adalah excuse lain yang sering saya dengar untuk melakukan prokrastinasi. Mereka yang “perfeksionis” cenderung memikirkan bagaimana agar tugas menjadi “sempurna” dalam jangka waktu yang lama.
Kira-kira flowchart mereka adalah seperti ini:

Ingatlah bahwa tahap “thinking to be perfect” adalah tahap yang memakan waktu paling lama. Dan itu tidak ada bedanya dengan prokrastinasi karena pada dasarnya kita tidak melakukan apa-apa pada saat itu.
Saya bukan orang yang perfeksionis, tetapi jika Anda memang perfeksionis, saya mengusulkan untuk melakukan pendekatan lain, pendekatan iteratif. Kira-kira flowchartnya seperti ini:


Dengan pola seperti di atas, Anda akan mendapat hasil yang menurut Anda “sempurna” tanpa banyak membuang-buang waktu untuk memikirkannya.
Kalau pun Anda masih merasa tugas Anda belum sempurna, tetapi waktu pengumpulan sudah dekat, Anda tetap bisa mengumpulkan sesuatu meskipun hasilnya belum sempurna. Meskipun demikian, itu jauh lebih baik daripada mengumpulkan terlambat karena memikirkan bagaimana “sempurna” itu menurut Anda.

Sumber : http://ardiantosatriawan.wordpress.com/2013/09/17/stop-prokrastinasi/

What Type of Procrastinator Are You?

Pada beberapa individu tipe prokrastinasi ini dapat bercampur, sedangkan beberapa individu lainnya dapat diklasifikasikan dengan mudah pada satu tipe yang lebih terlihat dari tipe lainnya.
Menurut Sapadin dan Maguire (1996), ada 6 tipe prokrastinator:

1. The perfectionist
seseorang yang enggan memulai atau menyelesaikan tugasnya, karena jika hasilnya kurang dari sempurna, maka hal tersebut dilihat sebagai kegagalan oleh dirinya atau orang lain

2. The dreamer
ingin hidup berjalan dengan lancar dan menghindari tugas yang sulit. Pemikiran grandiose tidak dapat diterjemahkan dalam tujuan yang jelas dan dapat diraih

3. The worrier
  •  memiliki ketakutan bahwa hal-hal tidak akan berjalan sesuai dengan tujuannya
  • seringkali perilakunya dipengaruhi oleh rasa cemas dan muncul pikiran-pikiran seperti “bagaimana jika..”
  •  seringkali menghindari resiko dan perubahan
  • memiliki sedikit kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam mengambil keputusan atau mentoleransi ketidaknyamanan
4. The defier
  • Seseorang yang resisten, senang berargumen dengan instruksi dan saran orang lain
  •  Kurang suka jika orang lain memberikan arahan mengenai apa yang harus dilakukan atau saat orang lain berusaha untuk mengontrol dirinya
  • Resistensi merupakan bentuk tidak langsung dari passive-aggressive yang mengatakan ‘iya’ pada permintaan orang lain, namun sebenarnya ia mengatakan ‘tidak’ dikarenakan ia tidak siap untuk mengambil tanggung jawab untuk mengerjakan hal tersebut saat itu

5. The crisis-maker
  • Seseorang yang suka menunjukkan keberanian dengan menyatakan bahwa ia tidak dapat termotivasi hingga saat-saat terakhir atau saat ini merupakan saat dimana ia dapat mengeluarkan sisi terbaiknya
  •  Cenderung mudah bosan dengan aktivitas yang menurutnya kurang menantang


6. The overdoer 
  • Merupakan individu yang memiliki banyak pekerjaan tanpa membangun prioritasnya
  • Mereka tidak dapat mengatur waktu dengan efisien yang kemudian mengarah pada pekerjaan yang tidak terselesaikan, tidak memuaskan, atau terlambat menyelesaikan


“Telling someone who procrastinates to buy a weekly planner is like
telling someone with chronic depression to just cheer up,” – Dr. Ferrari

Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi prokrastinasi?
  •  Bagi si perfeksionis, dalam hidup banyak terjadi ketidaksempurnaan. Lakukan saja apa yang harus dilakukan, terkadang usaha terbaik tidak memunculkan hasil sempurna
  •  Bagi yang takut gagal. Be wise, be brave about the failure. Kegagalan merupakan bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari. Yang dapat Anda lakukan adalah dengan melakukan usaha terbaik dan jika gagal, belajarlah dari kegagalan.
  • Bagi yang meragukan diri sendiri. Yakinlah akan kemampuan Anda, cari alternatif penyelesaian pekerjaan yang terbaik menurut Anda.
  •  Bagi yang tidak termotivasi. Janganlah berpikir beratnya usaha yang Anda lakukan, tetapi pikirkanlah tujuan akhir dan keuntungan yang Anda dapatkan jika sudah berhasil menyelesaikannya.
  • Bagi yang kebingungan menyusun prioritas. Biasakanlah membuat daftar prioritas (contoh dari tugas yang paling mudah sampai yang paling sulit, dari tugas yang harus dikumpulkan cepat sampai tugas dengan tenggat waktu terlama, dan sebagainya)
  • Tentukan tujuan dengan menggunakan teknik SMART
  •  Menjalani sesi terapi anti-prokrasinasi, seperti R-EBT untuk mengatasi prokrastinasi
  • Mengidentifikasi factor A-B-C (Affect – Behavior – Cognitive) yang Anda alami
  • Hubungi psikolog jika prokrastinasi sudah mengganggu aspek kehidupan dan Anda dengan sadar ingin menjadi orang yang lebih baik


Ditulis oleh: Kirana Sangitan, M.Psi., Psikolog
Referensi:
Balkis, Murat dan Duru, Erdinc. (2009). Prevalence of Academic Procrastination Behavior Among Pre-Service Teachers, and its Relationship with Demographics and Individual Preferences. Journal of Theory and Practices in Education, 5 (1), 18-32
Berglas, Steven. (2004). Chronic time abuse. Harvard Business Review, 1-8.
Gafni, Ruti., & Geri, Nitza. (2010). Time management: Procrastination tendency in individual and collaborative tasks. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge, and Management, 5, 115-125.
Neenan, Michael. (2008). Tackling Procrastination: An REBT Perspective for Coaches. Emotion Cognitive Behavior Therapy, 26, 53-62.
Steel, Piers. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133 (1), 65-94.

Cara Ajaib Buat Mood Belajar Bertambah

Sumber : Google

Lagi gak MOOD nih.. Salah satu alasan mahasiswa menunda menyelesaikan tugasnya. Memang sih, jadi mahasiswa itu gak jauh-jauh dari namanya tugas, sehingga membuat jadwal belajar kita gak teratur dan harus diselesaikan sesuai keinginan sang dosen. Belum lagi belajar untuk persiapan kuis. Padahal yang namanya mood belajar itu gak bisa ditebak. Kadang-kadang muncul dengan menggebu-gebu dan seringkali menurun. Inilah yang membuat banyak mahasiswa lama lulus, karena gak bisa ngelawan mood dan kemalasannya. Tapi beberapa cara berikut dapat menolong kamu untuk mengembalikan mood ketika sedang belajar ataupun mengerjakan tugas.

Makan Dulu Secukupnya
Jangan lupa makan. Kurangnya asupan kalori dalam tubuh bisa membuat kamu menjadi lemas dan pusing untuk berpikir. Sebelum belajar atau mengerjakan tugas sebaiknya makan terlebih dahulu, untuk menambah tenaga. Tapi jangan makan terlalu banyak juga, nanti kamu malah mengantuk.

Sumber : Google
Relaksasi
Kalau mood lagi turun, biasanya disebabkan karena banyaknya masalah yang kita pikirkan. Nah jika mood kamu turun, jangan memaksakan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Relaksasilah sebentar, kira-kira 15-20 menit untuk menenangkan pikiran. Setelah itu, kembali ke tugas-tugas mata kuliahmu.


Sumber : Google
Dengerin Musik yang Bersemangat
Musik salah satu media yang bisa menjadi sahabat yang menemani kita. Ada yang bilang sebaiknya jangan menyetel musik yang keras seperti musik rock. Jangan salah, terkadang musik yang alirannya “keras” lebih membantu, karena secara gak sadar kamu bisa meluapkan emosi sambil teriak-teriak hingga puas. Tapi semua tergantung dari kamu sendiri. Jika musik lembut lebih bisa membuat berkonsentrasi, sebaiknya pilih musik jazz atau klasik.

Minta dukungan Si Doi
Gak ada yang lebih menyenangkan dari dukungan sang kekasih tercinta. So pasti fungsi Doi harus bisa sebagai penyemangat dong. Sekali-kali minta Doi lebih kreatif menyusun kata-kata gombalnya untuk menyemangatimu. Selain kamu lebih semangat, kamu bisa melatih kecerdasan dan kekreatifan Doi dalam dunia pergombalan dan penyemangatan, yang dampaknya bikin kamu gak bosen jadi pacarnya. Hehe J

Cari Partner
Mengerjakan tugas bersama-sama itu asyik, bisa saling bertukar pikiran dan cepat selesai. Maka dari itu carilah partner yang nyaman di hati, jadi ketika kamu mengerjakan tugas bersama dia, mood kamu langsung naik. Tapi itu semua tergantung diri kamu masing-masing mau mengerjakan tugas sendirian atau bersama-sama.

Menjauh dari Internet
Banyak yang bilang untuk belajar dan mengerjakan tugas mencari referensi dari internet lebih mudah dan praktis. Tapi coba kamu perhatikan dan tanya diri kamu sendiri. Ketika kalian dihadapkan dengan internet, apa yang terjadi? Tidak lain yang pertama dibuka adalah jejaring sosial, artikel-artikel konyol hingga situs-situs yang gak boleh dibuka anak dibawah umur. Akhirnya waktu kamu terbuang karena keasyikan atau menjadi galau pas liat status gebetanmu. Sebenarnya referensi yang paling bagus untuk kamu cari adalah buku. Selain kamu lebih fokus, penjabarannya juga lebih lengkap. Bukan berarti sumber dari internet gak layak kamu gunakan. Syaratnya kamu harus bisa mengendalikan diri, sumber yang didapat terpercaya dan gak tergoda untuk copypaste.

Cari Tempat yang Tenang dan Nyaman
Hilangnya mood, selain karena kamu sedang galau, juga karena kamu merasa boring dan jenuh. Saatnya pergi jauh-jauh dari kamarmu. Cari tempat yang nyaman dan bikin kamu tenang. Selain itu, dengan berjalan-jalan sebentar sebelum sampe ke tujuan akan bikin pikiran kamu lebih fresh dan terbuka.
Semua cara tersebut tetep gak akan berguna kalau kamu gak bisa meyakinkan diri sendiri untuk lebih fokus. Jadi dari sekarang belajarlah lebih dewasa untuk pengendalikan mood kamu.

Sumber : http://kabarkampus.com/2013/03/cara-ajaib-bikin-mood-belajar-bertambah/

Menumbuhkan Sikap Disiplin Diri

Sumber : Google
Apakah Disiplin Diri itu ?

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, Disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib. Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.

Mengapa kita perlu disiplin ?

Disiplin diri akan terasa manfaatnya jika kita memiliki suatu impian dan cita – cita yang ingin dicapai. Kita harus mendisiplinkan ( melatih ) diri untuk mengerjakan hal – hal yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, di dunia ini dibuat peraturan – peraturan yang disertai hukuman yang setimpal. Hal ini tidak lain agar setiap manusia mau belajar hidup disiplin dan menaati aturan yang ada sehingga dunia tidak kacau balau dan seseorang tidak dapat berbuat sekehendak hatinya.

Mengapa disiplin itu sulit ?

Kebiasaan yang kita lakukan akan menentukan masa depan kita. Kebiasaan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, begitupun sebaliknya, namun untuk membiasakan kebiasaan baik itu tidak mudah. Mengapa demikian ?

1. Manusia memiliki sifat – sifat mendasar seperti : cenderung bermalas -malasan, ingin hidup seenaknya mengikuti keinginan hatinya dan keinginan untuk melanggar peraturan – peraturan yang ada.

2. Kita selalu menganggap pekerjaan sebagai suatu kewajiban apapun beban yang harus dilakukan, bukan sebagai kesenangan. Pepatah mengatakan “ kita akan lebih mudah menerapkan disiplin diri jika kita mencintai apa yang kita kerjakan ”.

3. Manusia cenderung cepat bosan jika melakukan kegiatan yang sama dalam jangka waktu lama.


Sumber : Google
Tips untuk dapat hidup dengan disiplin, dengan cara :

1. Kalahkan diri sendiri.

2. Lakukan kegiatan selingan sesekali di luar rutinitas.

3. Fokuskan fikiran pada tujuan akhir yang ingin dicapai.

Tips untuk meningkatkan disiplin diri, dengan cara :

1. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.

2. Buat urutan prioritas hal – hal yang ingin kita lakukan.

3. Buat jadwal kegiatan secara tertulis.

4. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku.

5. Berusahalah untuk selalu dsiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri.

Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang – ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan manjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.

Akhir kata, setelah kita semua mendapat materi ini diharapkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai. Satu hal penting, sebelum kita melakukan sesuatu itu terlebih dahulu tetapkanlah tujuan atau target dan tidak menunda sampai situasi sempurna.

Karena secara tidak langsung kita telah menyimpannya di alam bawah sadar. Dan otomatis setiap tindakan yang akan kita lakukan selaras dengan apa yang telah kita simpan itu. “not only what you see is what you get, but also what you think is what you get” . Kemudian lakukan terus dengan disiplin sehingga kita mendapatkan apa yang kita inginkan.


Sumber :